PKL di malang

Jumat, 17 Desember 2010

Pada wktu itu hari sabtu tanggal 27 nov 2010,aku, teman sekelas dan teman XI is1,2 melakukan studi tour di malang. Waktu itu pukul 5 pagi kita semua brangkat dari SMAda, di perjalan saya dan teman teman sangat senang apa lagi setelah di stel kan lagu dangdut semangat teman teman semakin bertambah, hingga sampai di pom bensin lamongan kita berhenti untuk sarapan pagi. Setelah sarapan pagi selesai  kita langsung melanjutkan perjalanan mengingat waktu yang sudah begitu mepet. Di perjalanan setlah makan teman teman melanjutkan kembali berjoget joget di bis, teman teman semua berjoget joget hingga sampai di tempat keberhentian ke dua tepatnya di pombensin Batu untuk ganti baju.Setelah ganti baju kita langsung menuju ketempat tujuan utama yaitu candi singosari. Di candi singosari teman teman melakukan penelitian dan berfoto foto untuk dokumentasi. setelah melakukan penelitian dan berfoto foto teman teman di suruh berkumpul dengan guru pembimbing kita. Kita berkumpul untuk mendapatkan pengarahan dari penjaga candi dan mendapat informasi tentang candi singosari. Setelah pengarahan dan informasi yang kita trima kita langsung menuju lokasi ke dua yaitu di kebun apel tepatnya di desa Bumi aji . Disana kita bisa memetik apel sepuasnya tetapi kita tidak boleh membawa pulang apel libih dari dua biji, disana kita melakukan penelitian tentang bagaimana cara menanam apel yang baik supaya bisa tumbuh subur. setelah kita melakukan penelitian di kebun apel kita langsung menuju ke lokasi ke tiga yaitu tepatnya di musium brawijaya. di sana kita juga melakukan penelitian yang sama seprti di tempat sebelumnya. disana kita meneliti vosil sejarah yang dulunya di gunakan para pahlawan untuk memperjuangkan NKRI dari penjajahan. Tepat pada jam setengah 5 sore kita sudah menyelesaikan penelitian, dan akirnya saat saat yang di tunggu datang yaitu jaln jalan di matos. Di sana teman teman bermain main bersuka suka teman teman sangat senag sekali hingga tak terasa wktu sudah larut malam dan kita semua segera bergegas pulang. Dan kita semua bersama dengan rombongan langsung menuju ke rumah makan untuk makan malam, di sana kita berfoto sambil melepas dahaga karna kelelahan setelah seharian melakukan penelitian. setelah selse makan kita semua bersama dengan rombongan langsung bergegas pulang. di perjalanan pulang para siswa dan guru pembimbin tertidur pulas hingga sampai di SMAda pukul 1 dinihari.

gagal main

waktu itu pada hari senin, aku mendapat kabar dari teman bahwa aku di suruh ke rumah nya. aku bingung, karna stlah aku tanya dia tidak jawb pokoknya aku di suruh ke rumanya. aku langsung brangkat memakai spda motor menuju rumah tmanku. stelah perjalanan slma kurang lebih 10 menit sampailah aku di rumah temanku. sesampainya di sana aku sangat kaget sekali, aku di suguhi sebuah sepeda motor RX Z berwarna orange. aku bertanya kepada tman ku "apa maksutmu dengan sepeda motor ini" teman ku menjawab " bantu aku memotongi kerangka sepeda ini"., aku masih bingung apa maksutnya anak ini. tanpa berfikir pnjang aku menuruti kata-kata dia, aku langsung ikut membantu memotongi kerangka sepeda itu. tak lama setelah aku memotongi kerangka sepeda ayah teman ku datang, aku heran ketika ayah teman ku bilang kepada ku bahwa aku di suruh bantu anak nya untuk memotong  kerangka sepedanya. aku semakin penasaran sebenarnya mau di buat apa sepeda ini,? di dalam fikiran ku aku berfikir kalo sepeda ini mau di buat iku drak bike. darpada penasaran akirnya aku bertanya kepada ayah teman ku "sebenarnya mau di buat apa pak sepeda ini?" ayh teman ku menjawab "besok minggu kan ada event drak di blora na aku ingin mengikut srta kan sepeda ini dan yang ngejoki kamu". prasaan ku begitu senang ketika aku mendengar kata-kata bahwa yang ngejoki aku. waku sudah malam akirnya aku pulang,sesampainya di rumah aku memikirkan hal itu trus. Bsoknya aku di suruh ke rumah teman ku lagi, aku brangkat kesana, dan sesampainya di sana aku di suruh buat penyangga jok buat tumpangan joki. Aku langsung menuju ke bengkel las untuk membuat penyangga jok. setelah ku tunggu beberapa menit akirnya selse dan sepeda pun aku bawa pulang ke rumah teman ku. seatelah itupun aku segera bergegas pulang karna hari sudah sore. Setelah ku tunggu beberapa hari akirnya hari untuk nyeting sepeda tiba juga. Di jalan raya Nganjuk Bojonegoro tepat di desa pacul itulah tempatnya. kitika sepeda sudah menyala aku langsug di suruh menumpangi sepeda itu,sepeda langsung ku geber untuk mencari RPM yang tepat untuk brangkat start. ketika RPM sudah pas aku langsung mengoper gigi 1 dan bersiap untuk start. tetapi belum start speda tiba tiba mati entah kenapa aku lang membawa ke pinggir sepeda itu. lalu sepeda itu di pulang ke rumah teman untuk di liat apa penyebabnya ternyata seteleh di lihat piston sepeda itu hancur berkeping keping. dan akirnya mau tidak mau harus tidak bisa ikut event di blora.

huft.............. nasib nasib...........

                                                                                                                     BY.BOLOD

drag bike

Senin, 11 Oktober 2010

SUARA knalpot sepeda motor yang mengganggu telinga meyeruak di tengah panasnya kota Bekasi akhir pekan lalu. Ratusan sepeda motor berjajar rapih dalam tenda-tenda yang didirikan disekitar kompleks perumahan. Salah satu akses jalan raya dalam perumahan itu pun ditutup.
Rupanya kelompok anak-anak muda tersebut akan bersiap mengadakan kontes adu kecepatan dalam trek lurus (drag bike). Motor-motor yang digunakan tampak asing, sebagian besar tidak memasang bodi motor. Bahkan, komponen sepeda motor lainnya seperti jok ditaruh seadanya saja.
Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap. Dua lintasan lurus sejauh seperempat mil digunakan untuk mengadu dua pebalap. Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis.
Sekilas mengenai sejarah drag bike di Indonesia, tidak seperti lomba motor lainnya seperti road race dan motorcross, kompetisi ini seperti ada dan tiada. Awal kemunculan balapan ini pada tahun 1995-an. Namun kurangnya event dan jenjang internasional membuat, gemerlap drag bike kembali redup.
Jarangnya event yang mengadakan ajang balap secara resmi, membuat sebagian penghobi balapan jenis ini turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar. Seperti yang dituturkan salah satu pelaku drag bike Dadan Priandana (31).
Menurutnya ajang balap jenis ini jarang sekali digelar, sementara persaingan gengsi antara pebalap liar drag bike semakin ramai. “Jarang drag race diselenggarakan di Bandung. Karena itu biasanya adu balap dilakukan di monumen perjuangan Bandung pada sore hari,” ujarnya.
Hingga dua tahun silam, drag bike mulai kembali ramai. Terlebih dengan masuknya tren baru drag bike kelas skuter matik (skutik). Begitu wabah skutik melanda, para pembalap liar dan pemodifikasi motorpun beralih pandangan.
Jika sebelumnya motor laki seperti Honda Tiger dan CB yang jadi basis andalan untuk terjun di kelas Free For All (FFA), dengan kemunculan skutik yang berbodi yang kecil, ringan dan bertenaga sangar ini spontan menjadi bintang untuk dijadikan pacuan.
Kapasitas mesin pun ditingkatkan, dari semula 125 cc menjadi 350 cc. Melihat perkembangan tren balap motor kelas matik ini, pihak penyelenggara optimis drag skutik banyak menuai peserta baru.
Puluhan juta pun rela digelontorkan penghobi balap ini, asalkan motornya jadi paling tercepat diantara para pesaingnya. seperti dilakukan Dadan untuk ‘mengorek’ (merombak mesin) Kawasaki Ninja miliknya, Dadan menghabiskan dana lebih dari Rp 10 juta. Sementara untuk skuter matik, dia bisa habiskan dana lebih dari Rp 20-30 juta.
Namun, permasalahan penghobi balap ini tidak sekedar wadah penyelenggaraan saja. Ini juga terkait dengan aturan penyelenggaraan dan jenjang prestasi internasional ajang drag bike ini bagi pebalap  Indonesia.

*Unsur Keamanan Ditanggalkan*
Salah seorang pemerhati dan penyelenggara yang sering mengelar ajang ini, Sigit Widiyanto dari Flip Motoracing Division (FMD) mengatakan tata cara perlombaan yang dibuat Ikatan Motor Indonesia (IMI) masih rancu. “Drag motor ini memang belum mapan seperti drag mobil. Sehingga masih banyak tata aturan lomba yang harus diperbaiki,” katanya.
Salah satu aturan yang kurang tegas diberlakukan menurut pengamatan Torsimax adalah perihal perlengkapan keselamatan balapan. Pada suatu ajang drag bike di Bekasi, Minggu (4/4) lalu terlihat banyak peserta hanya menggunakan helm tanpa wearpack lengkap untuk balapan.
“Terpenting peserta pakai helm dan jaket tebal saja, karena resiko balapan ini kecil tidak seperti pada ajang road race,” tukas Sigit yang juga berperan sebagai Ketua penyelenggara ajang balapan itu.
Sementara dari pihak pabrikan nampak enggan serius turun mensponsori ajang ini, karena ajang ini dinilai jenjang prestasi pebalap drag tidak jelas di kelas internasional. Seperti dituturkan Ari Wibisono, Motorsport Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
“Kami (Yamaha Indonesia) sangat fokus membawa merah putih berkibardi dunia internasional. Tapi ajang drag bike jenjangnya ke internasional muter-muter dan terlalu jauh,” katanya.
Kesulitan itu akhirnya membuat pihak Yamaha hanya membantu bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan riset motor mereka untuk lebih cepat. Menurut penuturan Ari, Yamaha Indonesia juga sangat terbantu imej motor mereka, khususnya skutik mampu merajai kelas bergengsi drag bike di Indonesia.
“Walaupun kami tidak intens ke arah drag bike, tapi kami banyak membantu peserta ajang drag bike konsultasi atau mencari komponen drag yang mereka perlukan,” ungkapnya.
Suatu wadah untuk meminimalisir kegiatan balap drag bike liar, memang sungguh dibutuhkan. Tapi tanpa dukungan aturan, sponsor dan banyak pihak terkait, maka hasilnya akan sia-sia.

Islamic Calendar

JAM

Diberdayakan oleh Blogger.